Skip to main content

Serigala Merah Part 3


Tubuh sudah hampir kaku, tempat ini sungguh benar-benar terkutuk. Tak ada tempat bersembunyi yang aman atau tempat mencari pertolongan. Serigala Merah memulai perjalanannya, perjalanan yang diberikan turun menurun oleh senior-senior kita. Serigala Merah adalah pengalaman pertamaku berhadapan dengan hal gaib, hal yang harusnya dihindari manusia normal, dan hal yang harusnya tidak ditantang. Tujuan utama kita adalah membawa boneka buatan tangan ini keluar gedung. Gedung tiga lantai yang minim penerangan. Langkah pertama Serigala Merah sudah dimulai, keluar dari perpus dan melanjutkan turun ke lantai berikutnya. Aku terus menengok kanan-kiri ketika berjalan. Rak-rak buku ini selain menyimpan banyak buku mungkin juga sebagai tempat bersembunyi makhuk astral yang beberapa jam tadi mengganggu Rina dan Kevin. Ternyata jalan kita menuju pintu utama perpus tak ada gangguan sama sekali, hanya beberapa kali bulu kuduk merinding ketika melihat ke belakang. Aku takut ada yang mengikuti kita.


Di depan pintu Mas Robet menyerahkan boneka itu ke Kevin, sementara Mas Robet mencari kunci yang ada di dalam tasnya. Di saat Mas Robet sibuk mencari kunci dan kita berempat saling tatap tak berbicara dan pasti punya pikiran takutnya sendiri-sendiri. Tiba-tiba dari ruang tengah terdengar sangat keras suara tertawa wanita. Suaranya seperti sedang menertawakan kami, menertawakan ketakutan kami. Suaranya semakin lama semakin nyaring dan memelan. Rani mulai memeluk tubuh Kevin dari belakang, mukanya ditempelkan di punggung Kevin seoalah dia tak melihat hal-hal yang menyeramkan lagi. Aku dan Andi melihat ke arah suara itu, beberapa kali Aku dan Andi saling menatap. Dari matanya terlihat banyak kekawatiran. Mas Robet berusaha menenangkan kami dengan terus mencari kunci di tasnya, aku tahu dia juga panik. Sampai-sampai kunci yang harusnya cepat ketemu tiba-tiba hilang entah di mana. Suara itu semakin memelan, rak-rak buku yang kita lewati tadi mendadak bergetar, melemparkan buku-bukunya secara acak. Aku dan Andi mulai bergandengan tangan, Rani mulai menangis. Tidak lama kemudian terlihat sosok putih keluar dari lorong di antara rak buku. Sosok berambut panjang, berbaju putih ini berhenti di tengah lorong. Kemudian kepalanya menengok ke arah kita dan ketawa itu terdengar lagi. Badannya berputar dan mulai berjalan sangat pelan ke arah kita. Aku dan Andi panik, mulai mendekati Mas Robet yang kesusahan mencari kunci.
"Udah dobrak ajak kalau nggak bisa, mas itu ada yang deketin kita!" Teriak Andi ke arah Mas Robet. Sebelum Mas Robet menjawab Andi langsung saja mendobrak pintu perpus yang sangat besar terbuat dari kayu itu. Kevin menyerahkan boneka ke Mas Robet dan mulai membantu mendobrak pintu tersebut. Aku menengok ke belakang, apakah wanita berbaju putih itu semakin mendekat. Wanita itu sudah tidak tampak di belakang dan suara tertawanya sudah tak terdengar. Ketika Andi dan Kevin masih mencoba berusaha mendobrak tiba-tiba Rina terjatuh, tanpa ada peringatan kaki Rina ditarik ke dalam perpus lagi. Rina berteriak minta tolong, sontak kita semua berusaha mengejar Rina meninggalkan pintu yang masih terkunci, tiba-tiba Andi berhenti, matanya melotot. Belum sempat aku mendekatinya, Andi berlari ke arah pintu dan mendobrak pintu perpus dengan sangat kencang yang membuat pintu itu rubuh. Andi berdiri lagi, tanpa memperlihatkan rasa sakit sedikitpun. Dia berlari meninggalkan perpus. Aku masih diam di tempatku, bingung mengejar Andi atau ikut mengejar Rina. Akhirnya badanku balik ke arah Rina diseret. Tak terdengar sedikitpun suara Rina, Kevin, dan Mas Robet. Aku berjalan menuju dalam perpus, mencari pertolongan Mas Robet. Langkahku sangat perlahan, seakan aku sedang diawasi. Beberapa kali aku memanggil nama Mas Robet dan Kevin tapi tak ada respon dari mereka. Semakin aku masuk ke dalam perpus aku melihat Mas Robet dan Kevin hanya duduk terdiam. Aku mendekat dan aku balikan badan Kevin, mulutnya terbuka lebar dengan mata melotot begitu juga Mas Robet. Aku mundur, tak terlihat Rani di antara mereka. Aku berlari keluar perpus, aku lari meninggalkan Mas Robet dan Kevin. Aku berteriak meminta tolong, tak ada yang dengar, suara hujan menutup teriakanku. Aku menuruni tangga pelan, aku berhenti seketika melihat boneka kita sudah diam di tengah tangga lengkap dengan secarik kertas. Aku memberanikan diri mengambil kertas itu, kertas itu bertuliskan "AYO KITA MAIN". Aku duduk di tangga antara lantai dua dan tiga, apa benar tulisan ini yang menulis si boneka? aku menangis, aku tutup mukaku, berharap ini berakhir. Malam masih panjang dan aku tak mengerti harus bagaimana. Aku harus berpikir, aku harus menyelamatkan teman-temanku.


Comments

  1. Harus banget kentang, ya? Ngga bisa kalau ngga bikin penasaran? :(

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lagu Cover Keren Di YouTube

Entah kena angin apa tiba-tiba pengen menulis ini. Nggak papa ya, itung-itung berbagi informasi. Belakangan tahun ini Youtube lagi rame personal bahkan band ngover lagu orang dengan versinya sendiri. Ada yang lagu Pop dibikin Metal ada juga lagu metal yang dibikin bernuansa syahdu. Nah aku mau share beberapa lagu yang menurutku keren coverannya dan mungkin bisa jadi favorite kalian juga. Nggak usah lama-lam yuk cus cint... Boyce Avenue ganteng-ganteng, cari pacarnya pasti gampang Siapa sih yang nggak tau Boyce Avenue. Band Rock asal Amerika ini pasti banyak orang yang ngira satu orang doang, tapi ternyata mereka ini bertiga dan semuanya bersodara. Alejandro Luiz Manzano, Daniel Enrique Manzano, dan Rafael Fabian Manzano ini salah satu band yang terkenal karena cover-cover'an mereka di YouTube. Video coverannya sendiri sudah mencapai ratusan. Tapi ada beberapa coveran mereka yang aku suka: Photograph - Ed Sheeran (Boyce Avenue feat. Bea Miller acoustic cover) K

Pake Foto Bang Sandi Buat #PrankDioxjep

Siapa sih orang Indonesia yang nggak kenal Bang Sandi ini. Selama kampanye Pilgub DKI ini doi selalu memberi kita para netizen ide untuk membuat meme atau berbagai konten humor. Semua tingkah laku Bang Sandi yang tertangkap kamera selalu bisa bikin ketawa. Entah itu disengaja Bnag Sandi atau memang Bang Sandi ini suka bercanda. Nah semalem entah dapet ide dari mana tiba-tiba pengen nge-prank mantan dengan salah satu foto Bang Sandi. Dan berikut adalah kumpulan prank yang aku anggap paling lucu dari #PrankDioxjep semalam, cekidot: Telat Sadar @Ayyu_Amelia berhasil nge-prank @alfinmulyanaa. Si Mas Alfin udah terlanjur bilang sayang dan baru sadar ketika lihat Twitter. Hahahaha.. Sebuah Prinsip Kalau dilihat @kyydp_ sedang nge-prank gebetannya dan mereka belum pernah ketemu. Dan si mbak memberi jawaban yang mungkin bisa membuat @kyydp_ bergegas untuk bertemu. Karena ada lampu hijau tuh sob! Dibajak Waktu baca ini aku ngakak nggak pake spasi

Serigala Merah Part 7

“Mary bangun! Mary bangun!” seseorang memanggil namaku dan menggoyang-goyangkan badanku. Tapi mataku enggan untuk terbuka, dadaku masih terasa sesak. Suara-suara berisik dan panik seperti berputar-putar di kepalaku. Perlahan aku membuka mata, terlihat muka Kevin dan Rina yang begitu panik. Kevin menyuruhku duduk, pikiranku masih berat untuk mengingat apa yang terjadi. Badanku lemas dan aku melihat kakiku tak berbekas luka sedikit pun.  Aku sedikit lega, kali ini seseorang bisa melihat keberadaanku. Dan aku berharap semua yang aku lihat adalah mimpi, mimpi yang tak ingin aku ulangi lagi. “Mary kamu ngga papa kan?” Tanya Rina dengan air mata yang terus mengalir. “Aku pusing, aku habis mengalami kejadian aneh sekali” Jawabku dengan memegang kepala yang terasa berat. “Kevin menggendongmu sampa sini, pintu ini terkunci. Pasti Mas Robet yang membawa kuncinya!” Teriakan Rina dipenuhi rasa benci yang melihat Mas Robet tega meninggalkan kita sekarang. Aku melihat sekitar, ini