Hidup bukan cuma tentang bahagia. Terkadang kita dihadapkan dengan perasaan tak menyenangkan, entah dari dalam diri sendiri maupun karena orang lain. Dipertemukan entah sengaja atau tidak sengaja kemudian sama-sama saling tertarik satu sama lain. Melanjutkan kisah perkenalan ke hubungan yang lebih serius. Tetapi di sebuah hubungan terkadang tidak selalu mulus, salah satu atau keduanya mengkhianati yang sudah diucap dan diyakini. Tak enak di hati itu pasti ketika yang kamu sayang berubah menjadi orang yang kamu benci. Entah apa salahnya dan entah apa yang diperbuat sehingga perasaan berubah dari cinta menjadi benci.
Kita tarik ke belakang ketika kamu membenci. Di saat kalian masih bersama yang dilakukan adalah saling memberikan rasa sayang. Sesusah apa atau seribet apa pasti diusahakan buat dia. Jadi ketika kamu merasakan benci anggap saja itu perasaan rindu. Benci tak membuat lebih baik dari orang yang meninggalkanmu. Karena benci yang terlalu terlihat juga menandakan bahwa kamu tak bisa untuk tidak memikirkannya.
Lebih baik setelah ditinggalkan kita mencoba memaafkan. Sudah pasti rasa tidak terima sangat besar. Karena maaf yang baik adalah yang bersamaan dengan datangnya ikhlas. Dan ikhlas yang baik adalah yang tidak hanya di mulut saja. Menurut pandanganku sampai saat ini, ikhlas adalah ketika kamu bertemu dia sudah tidak ada rasa sakit hati. Ikhlas yang paling tinggi adalah menjadikan hubungan yang sudah hilang menjadi tempat belajar dan ketika berpisah itu tandanya kamu sudah lulus dan siap menerapkan yang sudah kamu pelajari di hubungan selanjutnya.
Berikut beberapa Tweet tentang benci dan ikhlas, bisa sebagai renungan:
Kita tarik ke belakang ketika kamu membenci. Di saat kalian masih bersama yang dilakukan adalah saling memberikan rasa sayang. Sesusah apa atau seribet apa pasti diusahakan buat dia. Jadi ketika kamu merasakan benci anggap saja itu perasaan rindu. Benci tak membuat lebih baik dari orang yang meninggalkanmu. Karena benci yang terlalu terlihat juga menandakan bahwa kamu tak bisa untuk tidak memikirkannya.
Lebih baik setelah ditinggalkan kita mencoba memaafkan. Sudah pasti rasa tidak terima sangat besar. Karena maaf yang baik adalah yang bersamaan dengan datangnya ikhlas. Dan ikhlas yang baik adalah yang tidak hanya di mulut saja. Menurut pandanganku sampai saat ini, ikhlas adalah ketika kamu bertemu dia sudah tidak ada rasa sakit hati. Ikhlas yang paling tinggi adalah menjadikan hubungan yang sudah hilang menjadi tempat belajar dan ketika berpisah itu tandanya kamu sudah lulus dan siap menerapkan yang sudah kamu pelajari di hubungan selanjutnya.
Berikut beberapa Tweet tentang benci dan ikhlas, bisa sebagai renungan:
"Memang benar. Yang paling sayang biasanya di akhir cerita yang kurang baik akan menjadi yang paling benci" ( @dioxjep - 30 Mei 2016 )
"Memang benar. Yang paling sayang biasanya di akhir cerita yang kurang baik akan menjadi yang paling benci" ( @dioxjep - 22 Mei 2016 )
"Tuhan mempertemukan dengan orang yang salah bukan karena benci kita, tapi jika langsung dipertemukan dengan yang benar takan ada belajar" ( @dioxjep - 12 Januari 2016 )
"Ada patah hati yang tak aku suka. Ketika aku marah ternyata itu bukan benci tapi rindu kamu" ( @dioxjep - 5 September 2015 )
"Aku pernah begitu benci ketika kamu meninggalkan, tapi aku sekarang sadar alasanmu pergi untuk mengejar bahagia yang tak pernah aku berikan" ( @dioxjep - 7 Mei 2015 )
"Ikhlas atau tidak penilaiannya bukan dari orang lain. Di sini kamu yang merasakan dan karena sakitnya kamu yang belajar" ( @dioxjep - 24 Mei @2016 )
"Ikhlas adalah cara berdamai dengan luka dan cara mengobati diri sendiri dari patah hati" ( @dioxjep - 26 Januari 2016 )
Comments
Post a Comment