Skip to main content

Serigala Merah Part 4



Detak jantung semakin cepat, tubuh semakin tak mau diajak bekerja sama untuk berdiri apa lagi untuk berlari. Aku sendirian di tangga antara lantai dua dan tiga. Hanya duduk lemas menangis, menggenggam erat kertas yang beruliskan "AYO KITA MAIN". Aku merasa persetan dengan pertanyaan siapa yang menulis di kertas ini. Yang aku pikirkan sekarang adalah teman-temanku. Rani yang mendadak menghilang dengan cara kakinya ditarik entah siapa yang menarik, Mas Robet dan Kevin yang terdiam kaku dengan mulut menganga dan mata terbelalak lebar, dan Andi yang entah pergi ke mana. Aku mencoba melawan rasa takutku, aku mencoba berdiri, mengatur nafas agar kakiku tak gemetaran. Setelah berdiri aku menuruni tangga dan berada di lantai dua, lantai yang tak jauh beda dengan lantai tiga. Minim cahaya dan banyaknya ruang-ruang kelas kosong menghiasi lantai ini. Aku teriakan nama Andi, berharap dia balik menjawab. Tapi nyatanya tak ada jawaban dari Andi, hanya gemuruh petir dan hujan yang semakin malam semakin lebat. Terpaksa aku harus berjalan, melewati ruangan kelas yang kosong. Belum sampai melewati ruang kelas, dari bawah lantai keramik ada sesuatu yang memegang kakiku dengan erat, seperti memaksaku untuk tidak meneruskan jalanku. Tenagaku sudah cukup banyak keluar untuk menangis tadi. Dengan mulut menggigil dan badan yang mulai mengeluarkan keringat dingin, aku beranikan diri melihat ke bawah. Memastikan apa sebenarnya yang membuat langkahku berhenti. Kepalaku menunduk perlahan, air mata sudah tidak bisa ditahan. Dengan sangat jelas aku melihat kakiku sedang digenggam cukup erat oleh sepasang tangan, tangan yang pucat dengan kuku yang tajam. Tubuhku mengisyaratkan bahwa tak kuat lagi dengan ini. Aku terjatuh pingsan...




Angin malam yang dingin begitu kencang menyentuh kulitku. Mataku terbuka perlahan, kucoba menggerakan badanku tapi tak bisa. Badanku terikat di kursi, ada tali tambang yang melingkari tubuhku dengan erat. Di hadapanku boneka itu tertancap dengan paku di kepalanya di papan tulis. Aku melihat di bawah kakiku ada secarik kertas bertuliskan "AKU LELAH, BERHENTI DULU MAINNYA". Aku menangis lagi. Kali ini tangisanku mungkin bisa didengarkan di seluruh lantai dua. Dari pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka, ada sesosok hitam yang mendekatiku. Aku buang pandanganku dari dia, aku tutup mataku dan aku keraskan tangisanku. Aku merasakan dia semakin mendekat,
"Buka matamu, tidak usah takut" Suara itu terdengar dari sosok hitam yang mendekatiku. Aku beranikan mengangkat kepalaku dan ternyata itu Andi. Tetapi aku lihat wajahnya tak seperti Andi yang aku kenal. Tatapannya seperti sinis kepadaku, ada kebencian di kata-katanya ketika menyuruhku tidak usah takut.
"Ndi, tolong. Aku terikat dan aku takut. Aku nggak tahu harus gimana lagi" Aku mohon ke Andi untuk melepaskan ikatanku, Aku tatap Andi dengan mata yang tak henti-hentinya menangis.
"Kamu pantas mati, seperti yang lain" Aku diam, air mataku seperti tak mau keluar dari mataku lagi. Tubuhku semakin merinding dan lemas.
"Kamu ngomong apa sih Ndi, kamu kenapa? Ayo kita keluar dari sini, aku nggak kuat!!" Teriakku ke Andi yang hanya membalas permohonanku dengan senyuman sinis nan aneh.
Tiba-Tiba Andi memegang kepalaku dan mendadak udara sekitar jauh lebih dingin, mataku seperti buram dan seperti tak mau memejam. Boneka yang tertancap tadi perlahan tapi pasti paku yang tertancap di boneka tersebut lepas. Paku itu jatuh ke lantai, tetapi boneka itu tak ikut jatuh. Boneka itu melayang dan dari belakangnya keluar dari tembok sesosok wanita yang sepertiku. Memakai jas almamater dengan rok hitam. Mukanya penuh darah, matanya hitam, tetapi mulutnya tersenyum. Sosok itu diam berdiri sekitar satu langkah di depanku.


"Perkenalkan, dia Yesa" Kata Andi dengan muka datar.
Aku tak bisa berkata apa-apa, kepala dan mataku seperti ada yang memaksa untuk terus memandang sosok itu. Semenjak kemunculannya dan semenjak Andi bilang sosok itu adalah Yesa dia juga tak bergerak. Hanya tersenyum dan menggenggam boneka buatan tangan kita.
"Aku dan Yesa pengen kamu mati. Aku lihat kamu lebih memilih teman-temanmu di atas dari pada aku" Andi mulai melantur, aku mulai cemas. Yang kupikirkan sejak awal dia bilang aku pantas mati adalah dia sedang kesurupan. Perkiraanku juga diperkuat dengan melihat Andi bisa mendobrak pintu perpus sendirian, pintu itu tak hanya terbuka tapi juga roboh.
Yesa menatap arah pintu, Andi seperti sedang berkomunikasi dengan Yesa melalui batin. Tiba-tiba Andi menarik kursiku, membawa menuju pintu keluar. Aku ditarik menghadap belakang dan otomatis aku bisa melihat Yesa yang perlahan melayang naik menembus atap. Tanpa aku sadari ada secarik kertas penuh bercak merah darah bertuliskan "AYO MAIN LAGI, AKU SUDAH SUDAH TIDAK LELAH".
Spontan aku teriak, meminta pertolongan. Tubuhku mencoba berontak, berharap ikatan ini bisa terlepas. Usahaku sia-sia, aku hanya bisa pasrah. Aku terus memohon kepada Andi supaya dia melepaskan dan berharap dia juga sadar. Tetapi itu hanya membuat dia semakin keras menarik kursiku. Aku mau di bawa kemana? Apa benar Andi akan membunuhku malam ini? Aku hanya bisa pasrah, dalam hatiku benar-benar benci dengan Serigala Merah!

Comments

Popular posts from this blog

Lagu Cover Keren Di YouTube

Entah kena angin apa tiba-tiba pengen menulis ini. Nggak papa ya, itung-itung berbagi informasi. Belakangan tahun ini Youtube lagi rame personal bahkan band ngover lagu orang dengan versinya sendiri. Ada yang lagu Pop dibikin Metal ada juga lagu metal yang dibikin bernuansa syahdu. Nah aku mau share beberapa lagu yang menurutku keren coverannya dan mungkin bisa jadi favorite kalian juga. Nggak usah lama-lam yuk cus cint... Boyce Avenue ganteng-ganteng, cari pacarnya pasti gampang Siapa sih yang nggak tau Boyce Avenue. Band Rock asal Amerika ini pasti banyak orang yang ngira satu orang doang, tapi ternyata mereka ini bertiga dan semuanya bersodara. Alejandro Luiz Manzano, Daniel Enrique Manzano, dan Rafael Fabian Manzano ini salah satu band yang terkenal karena cover-cover'an mereka di YouTube. Video coverannya sendiri sudah mencapai ratusan. Tapi ada beberapa coveran mereka yang aku suka: Photograph - Ed Sheeran (Boyce Avenue feat. Bea Miller acoustic cover) K

Pake Foto Bang Sandi Buat #PrankDioxjep

Siapa sih orang Indonesia yang nggak kenal Bang Sandi ini. Selama kampanye Pilgub DKI ini doi selalu memberi kita para netizen ide untuk membuat meme atau berbagai konten humor. Semua tingkah laku Bang Sandi yang tertangkap kamera selalu bisa bikin ketawa. Entah itu disengaja Bnag Sandi atau memang Bang Sandi ini suka bercanda. Nah semalem entah dapet ide dari mana tiba-tiba pengen nge-prank mantan dengan salah satu foto Bang Sandi. Dan berikut adalah kumpulan prank yang aku anggap paling lucu dari #PrankDioxjep semalam, cekidot: Telat Sadar @Ayyu_Amelia berhasil nge-prank @alfinmulyanaa. Si Mas Alfin udah terlanjur bilang sayang dan baru sadar ketika lihat Twitter. Hahahaha.. Sebuah Prinsip Kalau dilihat @kyydp_ sedang nge-prank gebetannya dan mereka belum pernah ketemu. Dan si mbak memberi jawaban yang mungkin bisa membuat @kyydp_ bergegas untuk bertemu. Karena ada lampu hijau tuh sob! Dibajak Waktu baca ini aku ngakak nggak pake spasi

Serigala Merah Part 9

Akhirnya jari-jariku sedikit bisa dilemaskan, jarum yang aku pegang terjatuh. Kakiku mulai bergetar. Melihat di depanku ada dua sosok tubuh yang tak bergerak. Aku bingung, aku ingin lari. Tetapi aku begitu takut dengan kematian. Aku takut nafsu membunuh Andi muncul lagi ketika melihatku mendadak berlari mendobrak pintu ruangan ini. “Di mana Rina dan Kevin?” Aku masih memikirkan mereka berdua. Aku sangat khawatir dengan nasib mereka. Aku kepikiran dengan ancaman Andi. Apakah mereka berdua mencoba melarikan diri? Apakah mereka berhasil melarikan diri? Atau mereka sudah tergeletak tak berdaya atau bahkan tak bernyawa? “Aku juga tidak tahu. Yang pasti jika mereka tidak kembali berarti mereka melanggar permainan ini” Andi berjalan mendekatiku. Di balik topeng itu membuat Andi menjadi sosok yang terlihat lebih kejam dari pada sebelumnya. Aku hanya diam. Tak berani menanyakan lebih lanjut keberadaan Rina dan Kevin. Posisiku sekarang terlalu lemah dan bingung. Untuk menolong d